POORNESS in Indonesia is one of queer problem that till now have not yet finished. From year to year, Indonesia has been wrestled with problem that growing acute this, data from BPS (Statistic Centre Agency) and Social Departement indicates that in 2002 there are about 35 million impecunious residents or equivalent to 17,5 % from totalize resident Indonesia, and among amount referred as existed 15,6 million pertained impecunious fakir. This amount will become bigger next when this poorness number insee by using poorness standard that used by World Bank that specify 2 USs$ per people every day. This numbers is predicted not experienced of degradation till now, even this number continues increase along with more and more difficult and uncertainty of indonesian nation economics situation. In other hand, to the number of accident and disaster that befall various of our country also become one of contributor the increasing of poorness amount.
This impecunious program of resident utilization not only become government responsibility nevertheless also society especially that have excess and ability for memberdayakan impecunious society. Society that organized in one religious social organization, like NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah and other looked into effective in the effort impecunious society utilization.
In this book based on research conducted, writer copes organization role Muhammadiyah level district in utilization impecunious.
This impecunious program of resident utilization not only become government responsibility nevertheless also society especially that have excess and ability for memberdayakan impecunious society. Society that organized in one religious social organization, like NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah and other looked into effective in the effort impecunious society utilization.
In this book based on research conducted, writer copes organization role Muhammadiyah level district in utilization impecunious.
KEMISKINAN di Indonesia merupakan salah satu masalah pelik yang sampai saat ini belum terselesaikan. Dari tahun ke tahun, Indonesia masih bergulat dengan masalah yang semakin akut ini, data dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan Departemen sosial menunjukkan bahwa pada tahun 2002 terdapat sekitar 35 juta penduduk miskin atau setara dengan 17,5 % dari total penduduk Indonesia, dan di antara jumlah tersebut terdapat 15,6 juta tergolong fakir miskin. Jumlah ini akan menjadi lebih besar lagi ketika angka kemiskinan ini dilihat dengan menggunakan standar kemiskinan yang digunakan Bank Dunia yang menetapkan 2 US$ per orang per hari. Angka-angka ini diperkirakan tidak mengalami penurunan sampai saat ini, bahkan angka ini terus bertambah seiring dengan makin sulit dan tidak menentunya keadaan perekonomian bangsa Indonesia. Selain itu, banyaknya musibah dan bencana yang menimpa berbagai wilayah tanah air juga menjadi salah satu penyokong meningkatnya jumlah orang miskin.
Program pemberdayaan penduduk miskin ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga masyarakat terutama yang memiliki kelebihan dan kemampuan untuk memberdayakan masyarakat miskin. Keberadaan masyarakat yang terorganisir dalam satu organisasi sosial keagamaan, seperti NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah dan lainnya dipandang efektif dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin.
Dalam buku ini berdasar riset yang dilakukan, penulis berupaya memaparkan peran organisasi Muhammadiyah tingkat kecamatan dalam pemberdayaan masyarakat miskin.
0 komentar:
Post a Comment