Saturday, January 15, 2011

POLITIK MAJELIS ZIKIR STUDI TERHADAP PERILAKU POLITIK JAMAAH MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH JAWA TENGAH PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 (Penulis: Ahmad Musyafiq, M.Ag)

In the early of 90s decade, there were some shifts in the in remembrance assemblies (Zikr Majlis), from the management as to the heterogeneity congregation. One is the Majlis Zikr al-Khidmah or better known as Jamaat al-Khidmah. This zikr majlis can not be released from a new variant of the Thariqat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), namely the Thariqat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Although the origin embryo existing simultaneously with the order in Sawahpulo majlis in the 1980s who was raised by Kyai Asrori’s father, namely Kyai Ahmad al-Ishaqi, and in the era of the 1990s had established a relatively modern governance, yet a formal organization, Majlis Zikr al-Khidmah. These newly incorporated on December 25, 2005 at Pesantren al-Fithrah Meteseh Semarang Central Java.


In Central Java, Jamaat al-Khidmah’s member reaches hundreds of thousands. So interesting to study, how their political behavior in legislative elections on 9 April 2009 and then, for several reasons. First, each individual is a citizen of member who have political rights and also become part of a spiritual organization, in which hierarchical relationships with their teachers or mursyid very strong. Second, the regional scale, the political behavior of this majlis’s member will largely determine the political climate in Central Java. Third, as an institution has a congregational zikr majlis which is big enough, so it has the potential to take a strategic role for the continuity of the democratic process the better. Fourth, the heterogeneity of members viewed from various aspects, including religious background.

There are three main problems in this study, namely: First, how the views Majlis Zikr al-Khidmah Central Java on the legislative elections in 2009? This issue will be broken down into three, namely about how the law was not pick and choose (white type), about the functions of the legislative elections to produce an aspirational and board members about the criteria for selecting candidates. Second, how the political behavior of Majlis Zikr al-Khidmah Central Java in the legislative elections in 2009? This issue will also be broken down into three, namely about the voting behavior of al-Khidmah’s members, on the behavior of legislative candidates in the campaign itself, and about the relationship between the legislative candidates with this zikr majlis. Third, what are the implications of the views and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah Central Java? This issue will be broken down into two, namely the internal implications of the implications of political views and behavior of the board of advisors to the managers, the implications of political views and behavior of the advisory board and the board of the members, and towards this zikr majlis institutionally; and external implications of the implications of the view and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah on society and government.


Data collected by interview method (depth interviews), observation and documentation. Furthermore data analyzed qualitatively, ie, process the order data, organize into a pattern, basic outline of categories and units. After that do the interpretation, ie to explain the pattern of the description and explain the relationships between the dimensions of description. Interpretation method used is the hermeneutic method, by taking a critical paradigm as the main method. Critical hermeneutic principle that to interpret a text, was not just based on what is related to the linguistic (intra linguistic), but also be extended to factors outside the text (extra linguistic).


This study found a few things: first, the view Majlis Zikr al-Khidmah Central Java on the legislative elections in 2009 could be classified as a moderate view. Therefore, the law relating to the legislative vote in 2009 elections, there is no saying absolutely mandatory or absolutely forbidden. However, most states that a very small role in creating the legislative election fair and prosperous society. Second, political behavior Majlis Zikr al-Khidmah Central Java in the legislative elections in 2009 could be classified as an accommodative political behavior. The indication is the ability of Jamaat al-Khidmah to compromise with political parties, but still distant. This behavior also affects the behavior of candidates in the campaign for himself in the Jamaat al-Khidmah this. Only in ways that they use very subtle in the campaign itself. Furthermore, from a number of possible forms of relationship that is built up between a candidate with Majlis Zikr al-Khidmah, until now this is just one form, ie a candidate who has the status of members, no one to board or board of advisors. Third, the views and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah these positive implications, both internally and externally. Internally, al-Khidmah remain consistent with a neutral attitude that since the beginning has been selected. Namely al-Khidmah not as a forerunner to the party or parties, but as a remembrance of the majlis. Medium externally, many government agencies and non-government al-Khidmah make as good partners. In addition, the desire to enter the members is also very high, with no difference concerns the political outfit.


Key words: political behavior, Jamaat al-Khidmah, muridin-muridat, muhibbin-muhibbat and mu’taqidin mu’taqidat


Mulai dekade 90-an, ada sejumlah pergeseran pada majelis-majelis zikir, mulai dari segi pengelolaan sampai heterogenitas jamaahnya. Salah satunya adalah Majlis Zikir al-Khidmah atau yang lebih dikenal Jamaah al-Khidmah. Majlis zikir ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Meski cikal bakalnya sudah ada bersamaan dengan majlis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980-an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era 1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern, namun secara formal keorganisasian, Majlis Zikir al-Khidmah ini baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al-Fitroh Meteseh Semarang Jawa Tengah.


Di Jawa Tengah, Jamaah al-Khidmah ini mencapai ratusan ribu. Maka menarik untuk mengkaji, bagaimana perilaku politik mereka pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu, karena beberapa alasan. Pertama, secara individual masing-masing jamaah adalah warga yang memiliki hak politik dan sekaligus menjadi bagian dari organisasi kerohanian, dimana hubungan hierarkis dengan para guru atau mursyid sangat kuat.  Kedua, dalam skala regional, perilaku politik jamaah majlis ini akan sangat menentukan iklim politik di Jawa Tengah. Ketiga, secara kelembagaan majlis zikir ini memiliki jamaah yang cukup besar, sehingga sangat berpotensi untuk mengambil peran strategis bagi keberlangsungan proses demokrasi yang lebih baik. Keempat, heterogenitas jamaah dilihat dari berbagai segi, termasuk latar belakang keagamaan.


Ada tiga masalah  pokok dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana pandangan Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah tentang pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang bagaimana hukum memilih dan tidak memilih (golongan putih), tentang fungsi pemilu legislatif untuk menghasilkan anggota dewan yang aspiratif dan tentang kriteria memilih caleg. Kedua, bagaimana perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah dalam pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini juga akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang perilaku memilih jamaah al-Khidmah, tentang perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri, dan tentang relasi antara caleg dengan Majlis Zikir ini. Ketiga, bagaimana implikasi dari pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah? Masalah ini akan dirinci menjadi dua, yaitu implikasi internal yakni  implikasi pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat terhadap para pengurus, implikasi pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat dan para pengurus terhadap jamaah dan terhadap Majlis Zikir ini secara kelembagaan; dan implikasi eksternal yakni implikasi pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah terhadap masyarakat dan pemerintah.

Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam (depth interview), observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalsis secara kualitatif, yakni proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Setelah itu dilakukan interpretasi, yakni menjelaskan pola uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara dimensi uraian. Metode interpretasi yang digunakan adalah metode hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsirkan sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang terkait dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus merambah ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).

Penelitian ini menemukan beberapa hal, yaitu pertama, pandangan Majlis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah tentang pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan yang moderat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pemilu legislatif 2009 tersebut, tidak ada yang mengatakan wajib mutlak atau haram mutlak. Namun demikian, sebagian besar menyatakan bahwa kecil sekali peranan pemilu legislatif dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur. Kedua, perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah pada pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku politik yang akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-Khidmah untuk berkompromi dengan partai-partai politik, namun tetap berjarak. Perilaku seperti ini juga mempengaruhi perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri di dalam Jamaah al-Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus yang mereka gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya, dari sejumlah kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara seorang caleg dengan Majlis Zikir al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu bentuk, yakni seorang caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang menjadi pengurus ataupun dewan penasehat. Ketiga, pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah ini membawa implikasi positif, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan sikap netral yang sejak awal memang telah dipilih. Yakni al-Khidmah bukan sebagai partai atau cikal bakal partai, melainkan sebagai majlis zikir. Sedang secara eksternal, banyak lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai partner yang baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki jamaah ini juga sangat tinggi, tanpa ada kekhawatiran perbedaan baju politik.

Kata-kata Kunci: perilaku politik, Jamaah al-Khidmah, muridin-muridat, muhibbin-muhibbat and mu’taqidin mu’taqidat.



DOWNLOAD klik di sini


Join 4Shared Now!
Get 4Shared Premium!
Documents

Categories

free search engine website submission top optimization

MATA AIR HIKMAH

Search in the Quran
Search:
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

BOX.net

About Me

My photo
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
HILYA_AR is a art workers and book's editor of AKFI MEDIA. He is a former editor and graphic designer of Pustaka Rizki Putra Publisher in Semarang. Born in Kudus City, graduated Tarbiyah (Islamic Education) Faculty of IAIN Walisongo Semarang, an activist of campus publication (SKM Amanat, MEDIA-Journal, etc.) in the 1990s. Residing in Semarang.

SEARCH_WEB

Connect With Us


Instructions



Pages

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service
Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits!
free counters

Pages

Powered by Blogger.

Recomended

Popular Posts

TRAFFIC-since June-2009

Website counter

Islamic Clock: squaredeco03_wpd

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More