Wednesday, June 22, 2011

NORMATIVITAS & HISTORISITAS TASAWUF


Penulis: Nasirudin, MAg.

Selama ini, kebanyakan orang—terutama masyarakat awam—merasa phobi (takut) terhadap tasawuf. Mereka berpendapat dengan mengikuti ajaran tasawuf, mereka tidak akan bebas lagi menikmati kesenangan dunia. Ada yang mengatakan, “Nantilah ikut, kalau sudah tua....”


Ada pula kehawatiran terhadap kebenaran ajaran tasawuf yang akan mereka ikuti, karena banyak sekali aliran tasawuf dalam berbagai kelompok tarekat. Banyak lagi persepsi orang mengenai tasawuf ataupun kekhawatiran lainnya.

Terlebih lagi, karena kurangnya pemahaman terhadap tasawuf, kadang orang cenderung menyalahkan atau menganggap sesat kelompok tasawuf tertentu.

Buku ini mencoba membahas tasawuf mulai dari pengertian, sejarah dan perkembangannya, tahapan-tahapan dalam tasawuf, serta hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf.

Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca agar dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang tasawuf.


RELIGI ETNIS CHINA DI JAWA (TAO The Ching) - Studi Kehidupan Beragama Penganut Agama Tao di Kota Semarang
Penulis: Arnis Rachmadhani, SS., M.Ag

Like other ethnic in Indonesia, China ethnical citizen also embraces religion or trust that different each other, both for confessed or is not by the government. In society of Java Moslem there is so-called with Islam Kejawen, Sapta Dharma, Pangestu, and many more. As well as in China ethnical community, the usual trust is recognized among society China are Buddhism, Taoism and Kong Hu Cu (Konfusianism).
Tao is biggest religion in China and lived as religion until now. Tao is founded by Lao Tse with that Tao Te Ching with the meaning ‘street to kindliness’.

History existence of Tao in Java is started at 15-th centuries. At 15-th centuries this already there is people China in Java that believe in Tao. When Raden Patah wish uphold islam, in lang of Java, all North coasts the, nevertheless when reach Semarang, around in Sam Poo Kong, his team not attack moslem resident, because resident there have deftness makes ship that will good for widen power Demak emperium. This ship worker even follow help finish mosque Demak (Hariyono, 2006: 29).

In 1930s, there is effort from people China to found Masyarakat Tiga Agama (Sam Kauw Hwee) that firm up Budhisme, Konfusianisme and Taoisme (Coppel, 1994: 305) and finally in 1951 this Sam Kauw Hwee emerged by had a purpose practiced three teachings are referred [as] and at this time recognized by the name of Tri Dharma that shade below/under Walubi (Tanggok, 2005: 102).

Does religion Tao is
“religion sparatis movement” from Buddhism? Does existence assumed "endanger" to teaching Buddhism as mainstream?

They can be assumed “religion sparatis movement” because they is minority that in intentionally cut loose from people [of] majority one of “opening religion” in Indonesia.

Religion Tao is one of important form in phenomenon of religion evocation in Indonesia. Writer also gives an analysis that religion Tao is a spiritual movement passes by quickly faith (multi spiritual faith movement), because in religion teaching Tao, besides trust to teaching Tao also nearer with root of Buddha.

With complete expalanation and language that bare, writer of this book tries give complete picture hits religion Tao in Java, specially in Semarang.
Hopefully this book useful for observer of religion comparative study.




RAHASIA MEMPEROLEH REZEKI HALAL & BERKAH
Penulis : Sulaiman Al-Kumayi
Penerbit : Pustaka Nuun, Semarang
Desain Sampul : hilya_ar (AKFI-media)

Searching rezeki for everyone is duty that must run and to labour. Because rezeki every creature in this earth has been provided by God. Human’s duty is reaching for it. That mean claim every we to maximize all potency that has been given by God. May not slouch and only await destiny only. Its problem is that is not every effort and that rezeki lawful and benediction. Many rezekis that actually illicit and way obtain/get it even also in the way of illicit also.
For a Muslim, rezeki that looked for and the of shall lawful and benediction. Because rezeki like this very have an effect on to psychological our. For that's, in this book writer invites reader to look for lawful rezeki and benediction and avoid illicit rezeki. In this book also, writer gives some guidances how exploit rezeki that given by that God as the our medium to draw near myself to Allah.
This book contains about obligation (duty) for a Muslim in searching rezeki (lawful property), its ways and utilization. Later, prohibition order to eat illicit food and deeds that enter illicit category. Lawful roblem illicit this obliged to known by every Moslem in order to we not allow the release of this brief life with useless regret.

Mencari rezeki bagi setiap manusia adalah kewajiban yang harus dijalankan dan diusahakan. Karena rezeki setiap makhluk di planet bumi ini sudah disediakan oleh Allah sehingga tugas manusialah untuk meraihnya. Yang berarti menuntut setiap kita untuk memaksimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah. Tidak boleh bermalas-malasan dan hanya menunggu takdir saja. Persoalannya adalah bahwa tidak setiap usaha dan rezeki itu halal dan berkah. Banyak rezeki yang sebenarnya haram dan cara memperolehnya pun dengan cara-cara yang haram pula.

Bagi seorang Muslim, rezeki yang dicari dan dimakannya haruslah yang halal dan berkah. Karena rezeki seperti ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan kita. Untuk itulah, dalam buku ini penulis mengajak pembaca untuk mencari rezeki yang halal dan berkah serta menghindari rezeki yang haram. Dalam buku ini juga, penulis memberikan beberapa pedoman bagaimana me­manfaatkan rezeki yang diberikan oleh Allah itu sebagai sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Buku ini berisi tentang kewajiban bagi seorang Muslim dalam mencari rezeki (harta yang halal), cara-cara dan pemanfaatannya. Kemudian, larangan untuk memakan makanan yang haram dan perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori haram. Soal halal haram ini wajib diketahui oleh setiap Muslim agar kita tidak mempertaruhkan hidup yang singkat ini dengan penyesalan yang sia-sia.



TAFSIR AYAT-AYAT POLIGAMI
Penulis : Drs. H. Ahmad Ghozali, MSI
Penerbit : Pustaka Zaman, Semarang
Desain Sampul : hilya_ar (AKFI-media)

POLYGAMY is classic problematical, nevertheless always actual. Classic because polygamy problem already there is since islam early days, even before come islamic teaching (risâlah that brought Mohammed saw.). Actual because in every year till now problem always emerges at the same time with practict that conducted by moslems, until this condition becomes interesting conference and warmness for moslems specially.Islamic thinkers pay a lot of attention and their ability to comprehend polygamy problem. Each moslem scholar haves way in comprehending problem is referred [as], either from community mufassir, fuqahâ’, and also other islamic thinkers. Interesting is, elementary stepping [of] all islamic thinkers are referred as stem from verses al-Qur’an in common, both for accept polygamy or that refuse it. They comprehend firman God who is praised and most high. Al-Qur’an, al-Nisâ’ [4]: 3, with tendency and science/knowledge membership each. Tendency and science/knowledge membership owned by by each islamic thinkers presents different law product one another. This book contains study to Dr. Ir. Muhamad Syahrûr in giving a “new” interpretation to verses Al-Qur’an that discuss about polygamy.How interpretation (tafsir) just are referred as and what difference in his interpretation if compared with mufassir in general? Read this book. Hopefully useful.

ORMAS MUHAMADIYAH Peran Organisasi Sosial Keagamaan dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin (Penulis: Arnis Rachmadhani, SS, M.Ag)


POORNESS in Indonesia is one of queer problem that till now have not yet finished. From year to year, Indonesia has been wrestled with problem that growing acute this, data from BPS (Statistic Centre Agency) and Social Departement indicates that in 2002 there are about 35 million impecunious residents or equivalent to 17,5 % from totalize resident Indonesia, and among amount referred as existed 15,6 million pertained impecunious fakir. This amount will become bigger next when this poorness number insee by using poorness standard that used by World Bank that specify 2 USs$ per people every day. This numbers is predicted not experienced of degradation till now, even this number continues increase along with more and more difficult and uncertainty of indonesian nation economics situation. In other hand, to the number of accident and disaster that befall various of our country also become one of contributor the increasing of poorness amount.
This impecunious program of resident utilization not only become government responsibility nevertheless also society especially that have excess and ability for memberdayakan impecunious society. Society that organized in one religious social organization, like NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah and other looked into effective in the effort impecunious society utilization.
In this book based on research conducted, writer copes organization role Muhammadiyah level district in utilization impecunious.



KEMISKINAN di Indonesia merupakan salah satu masalah pelik yang sampai saat ini belum ter­se­lesai­kan. Dari tahun ke tahun, Indonesia masih bergulat dengan masalah yang se­makin akut ini, data dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan De­par­temen sosial me­nunjukkan bahwa pada tahun 2002 ter­dapat sekitar 35 juta penduduk miskin atau setara dengan 17,5 % dari total penduduk Indonesia, dan di antara jumlah tersebut terdapat 15,6 juta ter­go­long fakir miskin. Jumlah ini akan menjadi lebih besar lagi ketika angka kemiskinan ini di­lihat de­ngan menggunakan standar kemiskinan yang di­guna­­kan Bank Dunia yang menetap­kan 2 US$ per orang per hari. Angka-angka ini diperkira­kan tidak meng­alami penurunan sam­pai saat ini, bahkan angka ini terus bertambah seiring dengan makin sulit dan tidak menentunya keadaan per­ekonomian bangsa Indonesia. Selain itu, banyaknya musi­bah dan bencana yang menimpa berbagai wilayah tanah air juga menjadi salah satu penyokong me­ningkatnya jumlah orang miskin.

Program pemberdayaan penduduk miskin ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga masyarakat terutama yang memiliki kelebihan dan kemampuan untuk memberdayakan masyarakat mis­kin. Keberadaan masyarakat yang terorganisir dalam satu organisasi sosial keagamaan, seperti NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah dan lainnya dipandang efektif dalam upaya pemberdayaan masya­rakat miskin.

Dalam buku ini berdasar riset yang dilakukan, pe­nulis berupaya memaparkan peran organisasi Muham­madi­yah tingkat kecamatan dalam pemberdayaan masya­rakat miskin.

Studi Kitab Minhaj al-'Abidin (Minhajul 'Abidin) di Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati Jawa Tengah (Penulis: Ahmad Musyafiq, M.Ag)


Books that are before the reader in the beginning is the result of research conducted with a team and get financial assistance from the Research and Development of Religion in Semarang. Writing a book entitled "Study of the Book of Minhaj al-'Abidin Maslakul Huda Islamic boarding school in Pati, Central Java" was motivated by several reasons.

First, today's biggest challenges the nation of Indonesia is a problem of moral decadence in all lines. One institution that since the beginning has a great attention to moral education is a boarding school. However, not much found in the literature, which describes how the boarding schools inculcate moral values to the student, including the literature used. The book is expected to be one of them.

Second, in general books on Islamic morals that were examined more practical. Though it was certainly very practical guidance related to the situation underlying the arrangement. Therefore, the dimensions of compatibility with modern circumstances become one of the problems. Therefore interesting to examine the books of morals that are taught at the seminary who are not only practical, but rather methodological. Minhaj al-'Abidin Book is one of the books that can be categorized into a book of morals that are methodologically.
Third, in general the book Minhaj al-'Abidin regarded as a book of morals in a relatively high level, even more patterned Sufi. Therefore, interesting to examine further review of this book at a boarding school which is considered the salaf, but have programs that have been adapted to contemporary needs.
-----

Buku yang ada di hadapan pembaca ini pada awalnya me­rupa­kan laporan hasil penelitian yang dilakukan bersama se­buah tim dan mendapatkan bantuan biaya dari Balitbang Agama Semarang. Penulisan buku yang berjudul “Studi Kitab Minhaj al-‘Abidin di Pondok Pesantren Maslakul Huda Pati Jawa Te­ngah” ini dilatar­belakangi oleh beberapa alasan.

Pertama, dewasa ini tantangan terbesar bangsa Indo­nesia ada­lah masalah dekadensi moral di semua lini. Salah satu lem­baga yang sejak awal memiliki perhatian besar ter­hadap pen­didikan akhlak adalah pesantren. Namun demi­kian, belum ba­nyak ditemu­kan kepustakaan, yang meng­gambar­­kan bagaimana pesantren menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para santrinya, termasuk literatur-literatur yang dipakai. Buku ini diharapkan bisa menjadi salah satu­nya.

Kedua, pada umumnya kitab-kitab akhlak yang dikaji di pe­santren lebih bersifat praktis. Padahal tuntunan praktis itu tentu sangat terkait dengan situasi dan kondisi yang me­latar­belakangi penyusunannya. Karena itu, dimensi-dimensi ke­sesuaian de­ngan situasi dan kondisi modern menjadi salah satu persoalan. Sehingga menarik untuk mencermati kitab-kitab akhlak yang diajarkan di pesantren yang tidak hanya bersifat praktis, tetapi lebih bersifat metodologis. Kitab Minhaj al-‘Abidin merupakan satu di antara kitab yang bisa dikategorikan ke dalam kitab akhlak yang bersifat metodo­logis ini.
Ketiga, pada umumnya Kitab Minhaj al-‘Abidin dianggap se­bagai kitab akhlak yang relatif tinggi tingkatannya, bahkan le­bih ber­corak sufistik. Karena itu, menarik untuk mengkaji lebih jauh pengkajian kitab ini di sebuah pesantren yang di­ang­gap salaf, tetapi memiliki program-program yang telah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kekinian.

DOWNLOAD klik di sini



Saturday, January 15, 2011

POLITIK MAJELIS ZIKIR STUDI TERHADAP PERILAKU POLITIK JAMAAH MAJELIS ZIKIR AL-KHIDMAH JAWA TENGAH PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 (Penulis: Ahmad Musyafiq, M.Ag)

In the early of 90s decade, there were some shifts in the in remembrance assemblies (Zikr Majlis), from the management as to the heterogeneity congregation. One is the Majlis Zikr al-Khidmah or better known as Jamaat al-Khidmah. This zikr majlis can not be released from a new variant of the Thariqat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), namely the Thariqat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Although the origin embryo existing simultaneously with the order in Sawahpulo majlis in the 1980s who was raised by Kyai Asrori’s father, namely Kyai Ahmad al-Ishaqi, and in the era of the 1990s had established a relatively modern governance, yet a formal organization, Majlis Zikr al-Khidmah. These newly incorporated on December 25, 2005 at Pesantren al-Fithrah Meteseh Semarang Central Java.


In Central Java, Jamaat al-Khidmah’s member reaches hundreds of thousands. So interesting to study, how their political behavior in legislative elections on 9 April 2009 and then, for several reasons. First, each individual is a citizen of member who have political rights and also become part of a spiritual organization, in which hierarchical relationships with their teachers or mursyid very strong. Second, the regional scale, the political behavior of this majlis’s member will largely determine the political climate in Central Java. Third, as an institution has a congregational zikr majlis which is big enough, so it has the potential to take a strategic role for the continuity of the democratic process the better. Fourth, the heterogeneity of members viewed from various aspects, including religious background.

There are three main problems in this study, namely: First, how the views Majlis Zikr al-Khidmah Central Java on the legislative elections in 2009? This issue will be broken down into three, namely about how the law was not pick and choose (white type), about the functions of the legislative elections to produce an aspirational and board members about the criteria for selecting candidates. Second, how the political behavior of Majlis Zikr al-Khidmah Central Java in the legislative elections in 2009? This issue will also be broken down into three, namely about the voting behavior of al-Khidmah’s members, on the behavior of legislative candidates in the campaign itself, and about the relationship between the legislative candidates with this zikr majlis. Third, what are the implications of the views and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah Central Java? This issue will be broken down into two, namely the internal implications of the implications of political views and behavior of the board of advisors to the managers, the implications of political views and behavior of the advisory board and the board of the members, and towards this zikr majlis institutionally; and external implications of the implications of the view and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah on society and government.


Data collected by interview method (depth interviews), observation and documentation. Furthermore data analyzed qualitatively, ie, process the order data, organize into a pattern, basic outline of categories and units. After that do the interpretation, ie to explain the pattern of the description and explain the relationships between the dimensions of description. Interpretation method used is the hermeneutic method, by taking a critical paradigm as the main method. Critical hermeneutic principle that to interpret a text, was not just based on what is related to the linguistic (intra linguistic), but also be extended to factors outside the text (extra linguistic).


This study found a few things: first, the view Majlis Zikr al-Khidmah Central Java on the legislative elections in 2009 could be classified as a moderate view. Therefore, the law relating to the legislative vote in 2009 elections, there is no saying absolutely mandatory or absolutely forbidden. However, most states that a very small role in creating the legislative election fair and prosperous society. Second, political behavior Majlis Zikr al-Khidmah Central Java in the legislative elections in 2009 could be classified as an accommodative political behavior. The indication is the ability of Jamaat al-Khidmah to compromise with political parties, but still distant. This behavior also affects the behavior of candidates in the campaign for himself in the Jamaat al-Khidmah this. Only in ways that they use very subtle in the campaign itself. Furthermore, from a number of possible forms of relationship that is built up between a candidate with Majlis Zikr al-Khidmah, until now this is just one form, ie a candidate who has the status of members, no one to board or board of advisors. Third, the views and political behavior Majlis Zikr al-Khidmah these positive implications, both internally and externally. Internally, al-Khidmah remain consistent with a neutral attitude that since the beginning has been selected. Namely al-Khidmah not as a forerunner to the party or parties, but as a remembrance of the majlis. Medium externally, many government agencies and non-government al-Khidmah make as good partners. In addition, the desire to enter the members is also very high, with no difference concerns the political outfit.


Key words: political behavior, Jamaat al-Khidmah, muridin-muridat, muhibbin-muhibbat and mu’taqidin mu’taqidat


Mulai dekade 90-an, ada sejumlah pergeseran pada majelis-majelis zikir, mulai dari segi pengelolaan sampai heterogenitas jamaahnya. Salah satunya adalah Majlis Zikir al-Khidmah atau yang lebih dikenal Jamaah al-Khidmah. Majlis zikir ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah varian baru dari Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), yaitu Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah Usmaniyyah (TQN-U). Meski cikal bakalnya sudah ada bersamaan dengan majlis tarekat di Sawahpulo pada tahun 1980-an yang diasuh oleh Romo Kyai Ahmad Asrori al-Ishaqi, dan di era 1990-an sudah dibentuk kepengurusan secara relatif modern, namun secara formal keorganisasian, Majlis Zikir al-Khidmah ini baru diresmikan pada tanggal 25 Desember 2005 di Pesantren al-Fitroh Meteseh Semarang Jawa Tengah.


Di Jawa Tengah, Jamaah al-Khidmah ini mencapai ratusan ribu. Maka menarik untuk mengkaji, bagaimana perilaku politik mereka pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu, karena beberapa alasan. Pertama, secara individual masing-masing jamaah adalah warga yang memiliki hak politik dan sekaligus menjadi bagian dari organisasi kerohanian, dimana hubungan hierarkis dengan para guru atau mursyid sangat kuat.  Kedua, dalam skala regional, perilaku politik jamaah majlis ini akan sangat menentukan iklim politik di Jawa Tengah. Ketiga, secara kelembagaan majlis zikir ini memiliki jamaah yang cukup besar, sehingga sangat berpotensi untuk mengambil peran strategis bagi keberlangsungan proses demokrasi yang lebih baik. Keempat, heterogenitas jamaah dilihat dari berbagai segi, termasuk latar belakang keagamaan.


Ada tiga masalah  pokok dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana pandangan Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah tentang pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang bagaimana hukum memilih dan tidak memilih (golongan putih), tentang fungsi pemilu legislatif untuk menghasilkan anggota dewan yang aspiratif dan tentang kriteria memilih caleg. Kedua, bagaimana perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah dalam pemilu legislatif tahun 2009? Masalah ini juga akan dirinci menjadi tiga, yaitu tentang perilaku memilih jamaah al-Khidmah, tentang perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri, dan tentang relasi antara caleg dengan Majlis Zikir ini. Ketiga, bagaimana implikasi dari pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Wilayah Jawa Tengah? Masalah ini akan dirinci menjadi dua, yaitu implikasi internal yakni  implikasi pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat terhadap para pengurus, implikasi pandangan dan perilaku politik para dewan penasehat dan para pengurus terhadap jamaah dan terhadap Majlis Zikir ini secara kelembagaan; dan implikasi eksternal yakni implikasi pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah terhadap masyarakat dan pemerintah.

Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam (depth interview), observasi dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalsis secara kualitatif, yakni proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Setelah itu dilakukan interpretasi, yakni menjelaskan pola uraian dan menjelaskan hubungan-hubungan di antara dimensi uraian. Metode interpretasi yang digunakan adalah metode hermeneutik, dengan mengambil paradigma kritis sebagai metode utamanya. Hermeneutika kritis berprinsip bahwa untuk menafsirkan sebuah teks, tidak cukup hanya didasarkan pada apa yang terkait dengan kebahasaan (intralinguistic), melainkan juga harus merambah ke faktor-faktor di luar teks (extralinguistic).

Penelitian ini menemukan beberapa hal, yaitu pertama, pandangan Majlis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah tentang pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai pandangan yang moderat. Sebab, terkait dengan hukum memilih pada pemilu legislatif 2009 tersebut, tidak ada yang mengatakan wajib mutlak atau haram mutlak. Namun demikian, sebagian besar menyatakan bahwa kecil sekali peranan pemilu legislatif dalam menciptakan masyarakat adil dan makmur. Kedua, perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah Jawa Tengah pada pemilu legislatif 2009 dapat dikategorikan sebagai perilaku politik yang akomodatif. Indikasinya adalah kemampuan Jamaah al-Khidmah untuk berkompromi dengan partai-partai politik, namun tetap berjarak. Perilaku seperti ini juga mempengaruhi perilaku para caleg dalam mengkampanyekan diri di dalam Jamaah al-Khidmah ini. Hanya cara-cara yang sangat halus yang mereka gunakan dalam mengkampanyekan diri. Selanjutnya, dari sejumlah kemungkinan bentuk relasi yang terbangun antara seorang caleg dengan Majlis Zikir al-Khidmah, sampai saat ini barulah satu bentuk, yakni seorang caleg yang berstatus sebagai jamaah, tidak ada yang menjadi pengurus ataupun dewan penasehat. Ketiga, pandangan dan perilaku politik Majlis Zikir al-Khidmah ini membawa implikasi positif, baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, al-Khidmah tetap konsisten dengan sikap netral yang sejak awal memang telah dipilih. Yakni al-Khidmah bukan sebagai partai atau cikal bakal partai, melainkan sebagai majlis zikir. Sedang secara eksternal, banyak lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang menjadikan al-Khidmah sebagai partner yang baik. Di samping itu, keinginan untuk memasuki jamaah ini juga sangat tinggi, tanpa ada kekhawatiran perbedaan baju politik.

Kata-kata Kunci: perilaku politik, Jamaah al-Khidmah, muridin-muridat, muhibbin-muhibbat and mu’taqidin mu’taqidat.



DOWNLOAD klik di sini


Join 4Shared Now!
Get 4Shared Premium!
Documents

Categories

free search engine website submission top optimization

MATA AIR HIKMAH

Search in the Quran
Search:
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

BOX.net

About Me

My photo
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
HILYA_AR is a art workers and book's editor of AKFI MEDIA. He is a former editor and graphic designer of Pustaka Rizki Putra Publisher in Semarang. Born in Kudus City, graduated Tarbiyah (Islamic Education) Faculty of IAIN Walisongo Semarang, an activist of campus publication (SKM Amanat, MEDIA-Journal, etc.) in the 1990s. Residing in Semarang.

SEARCH_WEB

Connect With Us


Instructions



Pages

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service
Submit your website to 20 Search Engines - FREE with ineedhits!
free counters

Pages

Powered by Blogger.

Recomended

Popular Posts

TRAFFIC-since June-2009

Website counter

Islamic Clock: squaredeco03_wpd

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More